OK, Ekonomi Demokrasi adalah istilah dari Sukarno, yang bukan lulusan ekonomi. Pengikut Hatta, lebih memilih istilah Ekonomi Kerakyatan, daripada Ekonomi Demokrasi.
Dalam bahasa Inggris, sebetulnya lebih cucok disebut "casual sex", bukan "free sex". Kalau orang bule ditanya tentang free sex, bisa balas "What? Why sex is not free? Why do we have to pay for sex?" Free bagi mereka artinya gratis.
Sebetulnya aslinya adalah "epidemiological neoliberalism". Terjemahan tepat sih neoliberalisme epidemiologis, bukan epidemiologi neoliberal.
Maksud sebetulnya adalah lepas tangan negara ketika terjadi wabah. Jadi negara tak perlu bertanggungjawab jika terjadi wabah dan perlu ada pembiaran secara laizes faire.
Ide yang mudah dicari di Google akan tampil.
Pengikut Hatta, lebih memilih istilah Ekonomi Kerakyatan, daripada Ekonomi Demokrasi.
Bebas di sini sebetulnya bebas dari ikatan pasangan dan/atau ikatan pernikahan.
Kalau orang bule ditanya tentang free sex, bisa balas "What? Why sex is not free? Why do we have to pay for sex?"
Free bagi mereka artinya gratis.
Maksud sebetulnya adalah lepas tangan negara ketika terjadi wabah.
Jadi negara tak perlu bertanggungjawab jika terjadi wabah dan perlu ada pembiaran secara laizes faire.
Jadi ngawur terjemahan Indonesianya.
Pancasila kalau dirangkum jadi hanya satu sila saja, jadinya gotong royong.
Kalau ditambah, hasilnya tidak jadi demokrasi.
Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila, dll.