agak suntuk tiap kali ngeliat orang2 di internet gak berhati2 ngestempel setiap sikap keberagamaan Islam sbg, "barokah barokah", "ane fentung ente", atau "panasbung"
kalo dialamatkan pada FPI, pada takaran tertentu, mungkin ada benernya deh sedikit2. tapi kalo digeneralisasi semua gerakan agama macam HTI, PKS, semuanya begitu, ngawur bener
HTI (Hizbut Tahrir Indo) dulu deh yg terkenal selebnya Felix Siauw. Hizbut Tahrir itu organisasi Islam transnasional (ada di banyak negara) yang bercita2 membangun khilafah dunia (khilafatul muslimin)
Hizbut Tahrir menyebut dirinya sbg "partai politik" (Hizbut Tahrir artinya "Partai Pembebasan") tapi mereka menolak demokrasi dan gak mau terdaftar sbg partai dlm sistem demokrasi
definisi mereka beda soal partai. bagi mereka partai itu lebih kayak kelembagaan politik. mereka tolak demokrasi krn itu dianggap sbg sistem barat kafir yg gak sesuai dengan nilai2 Islam
tapi hati2 menyamaratakan HTI dengan bangsanya FPI apalagi radikal macam JAT (Jemaat Ansharut Tauhid), macemnya barokah barokah habibi itu. di internet populer beginian tapi penyamarataan kayak gini ngasal bgt
Hizbut Tahrir dalam "undang2" keorganisasiannya (lupa istilahnya apa, ad-dustur apa) sangat -mengecam- kekerasan karena dianggap itu bukan cara Rasul menegakkan khilafah
jadi walopun mereka sering demo anti-demokrasi pro-khilafah, sering nyelenggarain konferensi khilafah, mereka gak pernah mau dukung aksi kekerasan karena bagi mereka yang perlu dilakukan itu bukan perang fisik
makanya HT sering ngadain konferensi khilafah, kajian rutin, ya karena itu tujuannya buat ghazwul fikri, ide ditantang dgn ide. temen2 HT cukup terbuka sih selama saya di kampus buat kajian.
walaupun sama2 punya tujuan politik, HTI juga beda sama PKS. kalo HTI itu cabangnya HT di Indo, PKS itu cabangnya IM (Ikhwanul MUslimin) di Indo. di negara lain juga ada "PKS-PKS", misalnya di Turki ada AKP,
tapi kalo mereka terdaftar jadi partai beneran karena mereka gak nganggap demokrasi itu sistem barat kafir. mereka anggap demokrasi itu cuma alat, yang penting hukumnya syariat Islam
jadi mereka mau bikin negara Islam, tapi instrumennyaa demokrasi. bukan khilafah kayak HTI. PKS, sebagai cabangnya Ikhwanul Muslimin, juga sebetulnya gak pro kekerasan, tapi karena kita di sini punya sejarah
Orde Baru yang pro kekerasan, jadi yaaa otomatis elit2 partainya masih mindset Orde Baru. gak semua sih, tapi ada. PKS lebih ambigu/lebih hati2 kalo menanggapi isu2 yang terkait kekerasan
kalo bangsanya FPI atau JAT ya memang pro-kekerasan. tujuan akhirnya apa gak jelas. kalo makalahnya Prof Adrianus Meliala (Kriminologi UI) malah bilang FPI itu private security organization.
jadi lebih baik dihindari deh yang generalisasi "barokah2" "ana fentung" atau apa sejenisnya kalo membicarakan selain yang FPI. organisasi Islam di Indo gak sesederhana yang dibuat2 sama orang2 internet
saya bukannya bilang saya sepakat sama HTI. kalo di kajian2 HTI, ujung2nya kembali ke khilafah. kurang presisi analisisnya. tapi kerjaan orang2 internet yg pukul rata semuanya itu juga ngawur.
saya tidak pernah sepakat dengan analisis "demokrasi"nya HTI krn dia mengabaikan analisis demokrasi dr berbagai macam teoritisi (Dahl, Schumpeter, bahkan Moussavi)
tapi di sisi lain orang2 yg gak kenal HTI terus asal ngomong "panasbung" "panasbung" itu juga bikin telinga panas. intinya begini: mbok jangan ngasal, kenali dulu baru ngomong.
yosu: kalau memang cuma untuk bercanda dan tetap dioahami ada perbedaan2 di antara organisasi2 tsb, itu oke. tapi belakangan kan lagi rame sekali sentimen thd organisasi2 tsb
dan harus dikatakan memang cara untuk memahami bedanya HTI, FPI, PKS, itu nggak accessible2 banget buat yg lihat sepintas lalu. jadi khawatirnya akhirnya ya sudah dipukulrata aja semua
bukan cuma sekali soalnya saya temuin di diskusi yang relatif serius (bukan bercandaan) HTI itu dikait2in ke Saudi bahkan ke ISIS segala. padahal itu beda semua.
ada alang ada ilalang mas, ga tiba2x rame yg sentimen ataupun ngetroll/circlejerk kalau organisasi/pelaku ga duluan melakukan aksi yg mengusik conformity org
kalo mau dibalik: revivalisme Islam sejak beberapa dekade belakangna pun juga "ada yang duluan" bikin revivalisme ini bangkit. tapi apa bisa dijustifikasi?
kan udah dibilang ini troll/circlejerk. ga perlu dianggap bener,ga perlu dijustifikasi, ga perlu ditanggapi kalau gak suka, ungkapan kyk gini atau ngetroll balik mah bebas
yosu: ndak masbro, saya mempermasalahkan argumennya masbro yg bilang bahwa circlejerk ini muncul karena "ada alang ada ilalang". gara2 ada pelaku yg mengusik orang, maka circlejerk ini muncul.
argumennya masbro (yg seakan defense thd circlejerk tsb) bermasalah karena jelas itu logical fallacy - two wrongs don't make a right. ada pelaku "duluan", terus kenapa?
kalau mau ditarik lagi, FPI misalnya juga ada gara2 "orba duluan". revivalisme Islam bbrp dekade belakangan gara2 negara bekas jajahan diperlakukan semena2. "siapa yg duluan" ini gak abis2.
nah itu satu. itu komentar saya terhadap argumennya masbro. berbeda dengan komentar saya tentang circlejerk itu sendiri. ini masuk point kedua. bagi saya circlejerk ini tidak konstruktif
oke lah kalo buat bercandaan sendiri tapi masih ngerti apa bedanya FPI, HTI, PKS, dsb. masalahnya kayaknya ketika bukan buat bercandaan pun apa bedanya organisasi2 itu juga gak ngerti.
sampel paling gampangnya ya buka aja ABAM, Aliansi Sekular Indo, atau grup2 Fesbuk tempat otaku berkecimpung. ABAM dan ASI terutama, yg relatif serius, orang gak tau bedanya itu organisasi apa
problem-nya apa? tadi udah saya bilang andai ini cuma "matter of taste". gak, ini bukan cuma matter of taste, "kalo gak suka gak usah ditanggepin". ini bentuk narasi yang jelek. counter-narrative yang jelek.
tidak ada upaya untuk mengenal dan sudah ngecap duluan, gak ada terbangun wacana, cuma sibuk sama pikirannya sendiri2. berkaitan sama yg tempo hari saya plurk: [xaliber] yang bikin ngernyit dahi ...
touche, kalaupun argumen saya salah, kenapa FPI atau sejenisnya tidak memutuskan rangkaian "siapa yg salah duluan ini" dgn melakukan aksi yg tdk mengusik conformity orang
kita tahu kalau kita melakukan sesuatu yg mengusik persepsi orang, akan ada sentimen baik berupa kritik atau troll ga jelas, you must prepare for that (sekali lagi, ga menjadikan troll/circlejerk benar)
seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, saya gak membela FPI atau gerakan revivalisme Islam mana pun. saya udah bilang dari awal: this applies both side.
soal setuju/gak setuju, itu soal belakang. bisa didiskusikan. yang penting melek dulu. demokrasi isinya gak cuma Amerika yg hobi perang thok; organisasi Islam isinya gak cuma FPI yg hobinya gebuk2an thok.
ya pada intinya saya dan mas adip tidak membela dua2xnya, cuma kebetulan saya tendensius ke arah circlejerking, mungkin akibat saya sering direpresi sama fundamentalis juga , maafkan daku
yang penting tau dulu: oh demokrasi ada yg gagasannya Tocqueville, ada yg konsepnya Dahl, ada yg simplistis kyk Schumpeter yg dipake di jaman Orba. mau ntar kesimpulannya gimana terserah.
apakah tetep haram atau nggak, terserah. itu bisa didiskusikan. yg penting tau dulu kalo demokrasi itu bermacam2. sama kayak ini. yg penting tau dulu organisasi Islam/revivalisme Islam itu macam2.
yosu: kalo di"represi" sama "fundamentalis" saya juga sering, apalagi jaman2 masih rajin nge-twit dulu. tapi ya gak semuanya begitu kan. ada yg cas-cis-cus kayak hafidz_ary, ada yg nggak
sekadar ngasih gambaran kalo image "fundamentalis" (sebetulnya saya kurang demen istilah fundamentalis ini) seperti yg dibayangkan orang2 di internet itu gak 100% semuanya sama.
bersinggungan iya, mirip iya, tapi ttp beda. jadi menurut saya gak fair kalo semuanya dilabel sebagai "barokah2" atau "fentung2". apalagi kalo yg HTI dilabel "fentung2". wong HTI anti-kekerasan.
sekali lagi saya bilang sama mas adip, kritik maupun opini konstruktif ga mempan sama troll/circlejerker, tapi ini tret ga sia2x juga buat membuka perspektif dari sisi lain buat yg baca
that's why ada orang yg menganggap radikal/fundamental itu berbahaya, walau gak selalu pakai kekerasan,tapi nyatanya kasusnya ada, terlepas itu representasi dari organisasi tersebut
didatengin? didatengin untungnya saya blm pernah, saya baru pernah diancem mau didatengin aja (baru diancem), di-bully rame2, sama difitnah kafir menodai agama Islam
soal plurk ini, ya saya gak seoptimis itu untuk bisa ngasih masukan ke circlejerk, karena namanya circlejerk, ya jerking off rame2, sulit diganggu gugat
Numpang nyimak. Di jaman sekarang sih mudah sekali untuk seseorang untuk membentuk naratifnya sendiri -- 'channel-switching'-nya bisa lebih cepat. Orang makin sadar bahwa ia nggak harus 100% setuju sm org lain.
Nggak semua orang adalah pakar agama dan politik, tetapi sekarang lebih mudah untuk seseorang untuk menemukan audience mereka. Comedy = tragedy + time, kata Erik Wolfpaw.
anthoo: begitulah mas, udah apriori duluan. dan ini sebetulnya berlaku sama di kedua belah pihak. minimal kenal dulu lah, ta'aruf dulu, kan penting itu
:v
(jujur saya gak suka parah sama itu emot)
Pempek Bontang : ya? lalu relevansinya apa mas?
saya ceritain di plurk malahnggak harus 100% setuju sm org lain
>> sepakat utk tidak sepakat itu wajar. tapi setelah melalui proses diskusi. ada dialog, interaksi.