x@li.br
Lagi mikir. HTI dibubarin bukan cuma karena ketakutan 'Islam radikal', tapi karena orang sini pemerintah sih gak siap sama political treatise alternatif. (aha) Pamflet2 politiknya HTI itu sebenernya lumayan menarik buat berdebat soal konsep negara, walau solusi HTI leaves much room for improvement sih
x@li.br
Konteks: habis ikut panel ada yang presentasi soal narasi apocalyptic biarawan Ortodoks Yunani soal ketakutan mereka sama vaksinasi dan digitalisasi. Menarik banget ada biarawan yg bilang "our body will be a confession of data" - ini straight outta Foucault dan teori2 pascastruktural soal ketubuhan
x@li.br
Terus langsung jadi inget dulu pernah baca paralel antara Ma'alim Fil Tariq-nya Sayyid Qutb yang ada paralel sama vanguardismenya Lenin soal konsep negara. Political2 treatise dan kekhawatiran/harapan akan bentuk governance tertentu gini sebenernya yg lebih menarik daripada religious how-tos.
x@li.br
Cuman pemerintah sini kayaknya gampang alergi, apa2 dicap anti-Pancasila apa karena Pancasila itu pepesan kosong yg rentan digusur sama alternative political imaginaries?
null
apa-apa dicap anti pancasila, padahal pemerintahnya sendiri gak pernah seriusin jalanin sila 4 & 5 lel
null
sila 2 juga gak beres banget
x@li.br
null : lel makanya kan. Itu jadi kayak ideologi kosong yg gak ada isinya cuma bisa secara efektif memberikan imajinasi negara-bangsa yang tangguh dan unbreakable. Tp TBH penasaran juga sih. APa sih yg publik luas bayangin kalo ada yg bawa2 Pancasila?
null
kayaknya sila pertama & ketiga doang yang jalan gara-gara pemerintah ngurusin urusan personal banget yang terkait agama orang & NKRI price die
載入新的回覆