Dalam kesadaranku (atau ketidaksadaranku), bahasa kurasakan pecah dalam komponen masing-masing. Terbagi dalam bagian terkecil dan interaksi antar komponen.
Aku pun mempertanyakan huruf dan fonem yang sederhana, bisa memiliki interaksi hingga membentuk kata, kemudian kalimat, kemudian cerita, tentang jiwa dan dunia.
Namun jadi bermakna ketika manusia memberi makna kepadanya.
Suatu jeda dalam percakapan.
Lama waktu menunggu pesan dibalas.
Sebetulnya ruang hampa, manusia memberi makna kepadanya.