Sewaktu saya menanyakan tentang demo anarkis dipertigaan UIN Jogja ke ibu saya, beliau malah belum tahu. Jarang nonton TV bbrp hari terakhir katanya.
Habis melihat beritanya di KompasTV, pas diwawancarai, Kabareskrimum Polda DIY ndak menyebut sama sekali perihal ancaman pembunuhan terhadap Sultan. Hanya menyebutnya sbg demo anarkis dan sdh ditangani.
Menolak utk membahas hal tsb. Bbrp kali jg bilang, yg demo bukan mahasiswa UIN. Mungkin utk menghindari agar warga Jogja tidak terprovokasi dgn beritanya dan tidak memperkeruh suasana.
Kata ibu saya, kalau lebih banyak lagi warga dari seluruh Jogja yg terprovokasi: "Wo, itu mungkin bisa dibakar UIN-nya sama penduduk sekitar."
Sewaktu saya memberitahu ibu saya tentang adanya ancaman pembunuhan terhadap Sultan dalam aksi demo dipertigaan UIN oleh mahasiswa anarkis kmrn, ibu saya malah tertawa, katanya:
"Mereka mungkin sudah mati duluan sebelum membunuh Sultan."
Habis melihat beritanya di KompasTV, pas diwawancarai, Kabareskrimum Polda DIY ndak menyebut sama sekali perihal ancaman pembunuhan terhadap Sultan. Hanya menyebutnya sbg demo anarkis dan sdh ditangani.
Kata ibu saya, kalau lebih banyak lagi warga dari seluruh Jogja yg terprovokasi: "Wo, itu mungkin bisa dibakar UIN-nya sama penduduk sekitar."
Memangnya yg bisa maen bakar-bakaran hanya mahasiswa pendemo apa.
"Mereka mungkin sudah mati duluan sebelum membunuh Sultan."